Batu hijau aceh |
Batu hijau aceh asli Indonesia , masih berupa bahan (Rough) atau pun dalam bentuk jadi seperti cincin , gelang dan bentuk perhiasan lainnya bisa anda dapatkan di sini. Semua Rough / bahan perhiasan giok disini asli dari alam.
Silahkan Call 0818 623 964 untuk mendapatkannya atau hanya sekedar mencari tahu saja.
Notes:
Karena Banyaknya Penipuan dan Yang Hanya Iseng, sebaiknya SMS terlebih dahulu sebelum menelepon.
Karena Kami Tidak Menerima Telp. yang tidak di kenal
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Silahkan Call 0818 623 964 untuk mendapatkannya atau hanya sekedar mencari tahu saja.
Notes:
Karena Banyaknya Penipuan dan Yang Hanya Iseng, sebaiknya SMS terlebih dahulu sebelum menelepon.
Karena Kami Tidak Menerima Telp. yang tidak di kenal
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------
Batu hijau aceh Produk rusak (product defect) merupakan elemen penting yang dapat dianalisis oleh perusahaan ketika membaca laporan biaya kualitas. Perusahaan seringkali mengabaikan hal tersebut dan lebih memfokuskan pada perputaran kas. Menurut Hansen&Mowen (2000:7) produk rusak (product defect) adalah produk yang tidak sesuai dengan spesifikasinya. Produk rusak yaitu barang yang tidak memenuhi spesifikasinya atau sebaliknya tidak sesuai untuk pemrosesan selanjutnya atau dijual sebagai keluaran barang (Deakin dan Maher,1996:93). Menurut Subiyanto dan Suripto (1993:173) produk rusak adalah produk yang tidak sempurna dalam proses produksinya dan secara ekonomis tidak akan dapat dimanfaatkan lagi. Jadi produk rusak yaitu produk yang tidak memenuhi spesifikasinya atau tidak sesuai dengan pemrosesan selanjutnya yang secara ekonomis tidak dapat dimanfaatkan lagi sehingga dijual sebagai keluaran barang. Batu hijau aceh Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi spesifikasinya atau tidak sesuai dengan pemrosesan selanjutnya yang secara ekonomis tidak dapat dimanfaatkan lagi sehingga dijual sebagai keluaran barang. Indikator dari produk rusak adalah jumlah poduk rusak PT Masscom Graphy dari tahun 2004 sampai 2005.
2.1.13. PENELITIAN TERDAHULU
Batu hijau aceh Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh pengendalian biaya kualitas terhadap produk rusak telah dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain: a). Lia Dwi Astuti (2005)
Astuti dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Biaya Kualitas dan Pengaruhnya Terhadap Produk Rusak pada CV Aneka Ilmu. Populasi penelitian ini adalah suatu peristiwa mengenai biaya kualitas dan produk cacat yang dihasilkan CV Aneka Ilmu selama tiga tahun yaitu dari tahun 2001-2003 dengan analisis secara perbulan. Teknik pengambilan sampel adalah teknik sampel populasi dan menggunakan teknik analisis kuantitaif dengan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam analisis regresi berganda F diperoleh hasil sebesar 6,968, dengan tingkat signifikansi 0,000, ini berarti kualitas yang meliputi biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap produk cacat yang terjadi di CV. Batu hijau aceh Aneka Ilmu, dengan kontribusi ( R² ) sebesar 47,3%, sedangkan sisanya sebesar 52,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Berdasarkan uji t ( secara individu ), biaya kualitas yang berpengaruh terhadap produk cacat adalah biaya pencegahan dan biaya kegagalan internal, namun biaya pencegahan yang paling berpengaruh secara signifikan yaitu sebesar 3,177 dengan tingkat signifikansi 0,003. Kontribusi secara parsial (r²) yang mampu diberikan oleh biaya pencegahan sebesar 24,60%, biaya penilaian sebesar 0,01%, biaya kegagalan internal sebesar 13,39%, dan biaya kegagalan eksternal sebesar 0,06%.
Batu hijau aceh Lilis Nur Laili (2004) Laili dalam penelitiannya yang berjudul Peran Biaya Kualitas dalam Upaya Mengendalikan Produk Rusak pada PT Mutu Gading Tekstil, dimana PT Mutu Gading Tekstil adalah sebuah perusahaan pembuatan benang sintesis yang memproduksi benang dengan kualitas ekspor. Pihak manajemen telah menetapkan standar produk rusak 2% dari jumlah produksinya, tapi pada kenyataannya jumlah produk yang rusak lebih dari 4% terutama pada periode tahun 1999-2002. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis pengendalian produk rusak dengan statistical quality control dan analisis regresi untuk mengetahui pengaruh biaya kualitas terhadap produk rusak. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kerusakan pada tahun 1999 sebesar 5,98% dengan UCL= 0,0606 dan LCL= 0,0588. Pada tahun 2000, rata-rata kerusakan sebesar 5,31% dengan UCL= 0,0538 dan LCL= 0,0524. pada tahun 2001, rata-rata tingkat kerusakan sebesar 4,64% dengan UCL= 0,0471 dan LCL= 0,0457. Pada tahun 2002, rata-rata kerusakan sebesar 4,47% dengan UCL= 0,0454 dan LCL= Batu hijau aceh 0,0440. Berdasarkan analisis regresi berganda, terdapat pengaruh negatif biaya kualitas terhadap produk rusak. Dimana biaya pencegahan dan biaya penilaian mempunyai pengaruh yang signifikan dan mampu menjelaskan produk rusak, sedangkan biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal tidak ada pengaruh terhadap produk rusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar