Batu giok asli |
Batu giok asli Batu Giok Hijau asli Indonesia , masih berupa bahan (Rough) atau pun dalam bentuk jadi seperti cincin , gelang dan bentuk perhiasan lainnya bisa anda dapatkan di sini. Semua Rough / bahan perhiasan giok disini asli dari alam.
Silahkan Call 0818 623 964 untuk mendapatkannya atau hanya sekedar mencari tahu saja.
Notes:
Karena Banyaknya Penipuan dan Yang Hanya Iseng, sebaiknya SMS terlebih dahulu sebelum menelepon.
Karena Kami Tidak Menerima Telp. yang tidak di kenal
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Silahkan Call 0818 623 964 untuk mendapatkannya atau hanya sekedar mencari tahu saja.
Notes:
Karena Banyaknya Penipuan dan Yang Hanya Iseng, sebaiknya SMS terlebih dahulu sebelum menelepon.
Karena Kami Tidak Menerima Telp. yang tidak di kenal
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------
Batu giok asli Dalam hal ini tingkat suku bunga dalam negeri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari luar negeri, seperti suku bunga internasional, maupun yang berasal dari dalam negeri, seperti ekspektasi inflasi, kondisi perbankan serta langkah dan tindakan otoritas moneter.
Bagi otoritas moneter, perkembangan dan tingkat suku bunga merupakan satu indikator moneter yang sangat penting. Disatu sisi, perkembangan suku bunga harus dapat merefleksikan faktor-faktor fundamental. Dan disisi lain, suku bunga diupayakan dapat menunjang pencapaian sasaran-sasaran ekonomi makro yang ditetapkan pemerintah, seperti inflasi, permintaan dalam negeri, uang beredar (M2) dan aliran modal masuk (Agustin, 2000 dalam Tuti, 2006).
Batu giok asli Tingkat suku bunga pada dasarnya merupakan refleksi dan kekuatan permintaan dan penawaran dana. Dengan demikian tingkat suku bunga mencerminkan tingkat kelangkaan atau kecukupan dana di masyarakat. Selain itu, tingkat suku bunga mempunyai kaitan yang cukup erat dengan berbagai indikator ekonomi lainnya. Di sisi internal tingkat suku bunga berkaitan dengan inflasi, permintaan dalam negeri dan nilai tukar rupiah. Dalam lingkup eksternal tingkat suku bunga sangat berperan terhadap arus modal masuk dan keluar. Oleh karena itu upaya pengendalian tingkat suku bunga yang dilakukan harus selalu memperhatikan keseimbangan berbagai faktor.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan pengendalian pelaksanaan kebijakan moneter, salah satu kebijakan mendasar yang telah ditempuh pemerintah adalah kebijakan deregulasi perbankan yang dilaksanakan sejak tanggal 1 Juni 1983 dengan maksud agar kehidupan perbankan lebih mandiri, efisien dan dapat meningkatkan mobilisasi dana masyarakat. Sebelumnya pengaturan moneter dilakukan secara langsung dengan mengatur agregat moneter melalui penetapan pagu kredit perbankan serta
Batu giok asli penetapan suku bunga, sehingga berfungsi sebagai piranti moneter yang hampir sepenuhnya dapat dikontrol oleh Bank Sentral. Dengan adanya deregulasi mengakibatkan perubahan mekanisme dan pengendalian moneter. Agregat moneter tidak lagi secara langsung dikontrol oleh Bank Sentral, sedangkan suku bunga ditentukan oleh kekuatan pasar. Pengendalian moneter secara tidak langsung lebih mengandalkan pada pelaksanaan operasi pasar terbuka (open market operation) melalui transaksi SBI, intervensi rupiah dan SPBU guna mencapai berbagai sasaran moneter seperti uang beredar, suku bunga, likuiditas dan sebagainya.(Taufik, 2004)
Jadi dalam hal ini bank-bank telah diberi kebebasan dalam menetapkan tingkat suku bunga deposito, tingkat bunga pinjaman dan pengelolaan lainnya. Sehingga penghimpunan dana meningkat pesat karena bank-bank menawarkan tingkat bunga yang kompetitif, begitu pula dengan penyaluran pinjaman kepada nasabahnya. (Nugroho, 2002)
Batu giok asli Tidak jarang bank-bank menetapkan suku bunga terselubung, yaitu suku bunga simpanan yang diberikan lebih tinggi dari yang diinformasikan secara resmi melalui media massa dengan harapan tingkat suku bunga yang dinaikkan akan menyebabkan jumlah uang yang beredar akan berkurang. Suku bunga yang tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan dananya di bank daripada menginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang memiliki tingkat risiko lebih besar. Sehingga dengan demikian, tingkat inflasi dapat dikendalikan melalui kebijakan tingkat suku bunga (Khalwaty, 2000 : 144).
Tetapi tingkat suku bunga yang tinggi belum tentu intensif bagi kinerja perbankan karena walaupun mampu mendapatkan dana segar dari masyarakat yang besar, perbankan tidak akan mampu bertahan selama modal mereka terus-menerus terkuras akibat negative spread (selisih bunga deposito dengan kredit).
Atas dasar pemikiran tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu seberapa besar pengaruh kinerja fundamental keuangan perbankan berupa CAR (Capital Adequancy Ratio), ROA (Return on Assets) serta LDR (Loan to Deposit Ratio) terhadap tingkat suku bunga deposito pada Bank Umum di Indonesia dalam menghadapi masa-masa sebelum suprime mortgage crisis terkuak, pada saat terkuak dan pasca krisis. Oleh karena itu maka penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO BERJANGKA PADA BANK UMUM DI INDONESIA TAHUN 2006-2008”.
1.2. Rumusan Masalah
Batu giok asli Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Apakah Capital Adequancy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum?
2. Apakah Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum?
3. Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar